Tari-tarian Daerah Riau


 Tari-tarian Daerah Riau

1.     Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau. Tari Tandak/danding biasanya dipertunjukan pada malam hari. Tarian ini diawali dengan semua peserta tari tandak membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta. Lantas para peserta berjalan sambil mengangkat seorang yang disebut kepala ngejang. Kepala ngejang bertugas sebagai pemberi irama pada gerakan tari tandak, dan berdiri di tengah-tangah peserta dengan memainkan alat giring-giring yang berbahan besi atau perak bercampur perunggu. Tarian ini bertujuan agar pemuda dan pemudi mempunyai kesempatan untuk bertemu. Pertemuan itu kadang-kadang berakhir pada jatuh cinta. Tari Tandak menjadi media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar kampung. Banyak pasangan suami istri yang bermula dari pertemuan acara tari Tandak ini namun ada pula yang kisah cintanya tidak direstui pihak keluarga. Tarian ini melambangkan ikatan ikatan yang terjalin antara teman-teman yang berlainan kampung. Tarian ini juga menciptakan rasa aman antar kampung. Dalam taria ini, semua peserta bebas memilih pasangan. Karena tarian ini merupaka hiburan sekaligus silaturahmi, acara ini banyak dihadiri oleh warga, dari anak kecil hingga orang dewasa. Secara rutin acara tari tandak ini dilaksanakan setiap bulan  Juli-Oktober setiap tahunnya, di mana pada bulan-bulan tersebut para petani usai melaksanakan panen.

2.     Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi. Sebuah kesenian jenis tarian yang merupakan khazanah budaya Melayu, yang kini hampir punah Kepulauan Riau, Namun tidak demikian halnya di Taman Mini Asean Melaka Malaysia, Tarian tersebut kini masih dipertahankan wujudnya di semenajung Malaysia, Joget Lambak ini juga menjadi tarikan wisatawan bagi siapa saja yang berkunjung di Taman Mini Asean Melaka Malaysia, setiap pengunjung disuguhkan sendra tari,dan lagu-lagu dari berbagai Negara Asean, salah satunya Joget Lambak, juga disuguhkan tidak hanya sekedar mendengar namun pengunjung juga diberi kesempatan untuk menari bersama. Tarian yang sudah hampir pupus, di telan oleh degradasi budaya Asing yang masuk kian deras, tapi masih dipertahankan di Sana.



 BY ENI KUSUMA WARDANI       

0 komentar:

Posting Komentar