Tari
Piring adalah sebuah tari tradisional khas Minangkabau yang melambangkan
suasana kegotongroyongan rakyat Minangkabau dalam menjalankan tugasnya dan tari
tradisional khas Minangkabau ini sudah berumur ratusan tahun. Maka dari itu,
visualisasi Tari Piring Tari yang berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat ini
harus tetap dipertahankan dengan gerakan aslinya. Awalnya, tarian ini dilakukan
berfungsi sebagai ritual guna untuk mengucapkan rasa syukur masyarakat setempat
terhadap dewa-dewa karena mereka mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah dan
ritual dilakukan oleh beberapa dara cantik dengan membawa sesaji dalam bentuk
aneka makanan yang diletakkan dalam sebuah wadah, yakni Piring.
Para dara itu juga didandani dengan pakaian yang bagus dan mereka membawa makanan dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah Islam masuk ke Minangkabau, Tari Piring masih tetap dilakukan. Akan tetapi, Tari Piring hanya ditampilkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, seperti acara adat, acara pernikahan dan acara tertentu lainnya. Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Sumatera Barat mengambil sebuah kebijakan dengan menjadikan Tari Piring sebagai salah satu aset penting untuk menarik para Wisatawan agar berkunjung ke Sumatera Barat.
"Tari Piring merupakan sebuah tari tradisional yang istimewa karena tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai properti penunjangnya. Para penari yang menarikan Tari Piring harus bisa memainkan piring dengan lincah serta cekatan tanpa terlepas dari genggaman dan bergoyang dengan gerakan yang mengalir lembut dan teratur. Disamping itu, Penari juga sering melakukan tarian piring diatas pecahan kaca. Mereka menari, melompat-lompat dan berguling-guling dengan membawa piring diatas pecahan kaca serta uniknya penari tersebut tidak terluka sedikitpun dan piring yang mereka bawa tidak jatuh atau lepas dari genggaman, " ujar Fatmawati, Staf UPTD Taman Budaya Sumatera saat ditemui, Senin (7/10).
Dalam Tari Piring ada beberapa variasi gerakan yang bisa dimainkan, di antaranya adalah Tupai Bagaluik (Tupai Bergelut), Bagalombang (Bergelombang) dan Aka Malilik (Akar Melilit). Selama pementasan, Tari Piring akan diiringi oleh musik tradisional Minangkabau, seperti Bansi dan Talempong. Nah, para Pemusik menjadi pemandu para Penari untuk melakukan gerakan Tari Piring. Ketika Tari Piring dimulai, alunan musik terdengar mengalir lembut dan teratur, akan tetapi lama-kelamaan alunan musik berubah menjadi lebih cepat yang akan membuat kombinasi alunan musik yang cepat dengan gerak Penari yang begitu lincah serta membuat pesona Tari Piring begitu sangat menakjubkan.(*)
0 komentar: