BATIK ADALAH SALAH SATU WARISAN INDONESIA YANG PERLU KITA LESTARIKAN.
Berikut Adalah Motif
Batik Indonesia dan Penjelasannya.
Macam-macam motif
batik di Indonesia telah memperkaya ragam budaya bangsa kita. Tiap
daerah di Indonesia memiliki motif sendiri sesuai dengan karakter
masyarakat setempat. Kain batik yang dibuat di daerah pesisir umumnya
berciri khas pesisir dengan hiasan gambar ikan dan binatang laut
lainnya. Begitu pun motif batik pedalaman memiliki ciri alam dengan
ornamen tumbuhan dan aneka bunga.
Berikut ini dapat
anda simak macam-macam motif
batik Indonesia dan keterangannya
yang memberi gambaran sekilas tentang ciri khas dan filosofi yang
terkandung di dalamnya.
1. Motif
Ciptoning
Motif ciptoning
ini biasanya dipakai oleh orang yang dituakan maupun pemimpin. Dengan
memekai motif ini, pemakainya diharapkan menjadi orang bijak dan
mampu memberi petunjuk jalan yang benar pada orang lain yang
dipimpinnya. Makna filosofis di balik motis ini sebenarnya bukan
hanya untuk pemimpin, tetapi juga untuk setiap orang agar mampu
memimpin (menempatkan) dirinya sendiri di tengah masyarakatnya.
2. Motif Pari
Kesit
Motif ini mengandung
makna bahwa untuk mencari keutamaan, harus dilandasi dengan usaha
keras dan kegesitan. Tentu usaha keras dan kegesitan itu tidak boleh
meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Usaha keras dan
kegesitan dengan cara kotor harus dihindari karena bisa menjadi
bumerang bagi diri sendiri.
3. Motif Sido
Luhur
Motif ini mengandung
makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang bertujuan untuk
mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya
segala kebutuhan ragawi bisa tercukupi dengan bekerja keras sesuai
dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya.
Keluhuran materi
sebaiknya diperoleh dengan cara yang benar, halal, dan sah tanpa
melakukan kecurangan atau perbuatan tercela, seperti korupsi,
merampok, mencuri, dan sebagainya. Sebab walaupun merasa cukup atau
bahkan berlebih secara materi, jika harta materi itu diperoleh secara
tidak benar, keluhuran materi belum bisa tercapai.
Keluhuran materi
akan lebih bermakna lagi bila harta yang dimiliki itu bermanfaat bagi
orang lain dan bisa diberikan dalam beberapa bentuk, seperti
sumbangan, donasi, hibah, dan sebagainya. Artinya, sejak dulu
masyarakat Indonesia sudah terbiasa saling menolong.
Sementara keluhuran
budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran nonmateri. Orang
yang bisa dipercaya oleh orang lain atau perkataannya sangat
bermanfaat kepada orang lain tntu akan lebih baik daripada orang yang
perkataannya tidak bisa dipegang dan tidak dipercaya orang lain.
Orang yang bisa
dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran nonmateri.
Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang
penuh dengan nilai keluhuran. Semua ini tidak lepas dari falsafah
hidup orang Jawa, bahwa orang tidak hanya hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk keluarga, kerabat, masyarakat, bahkan
lingkungan, dan kepada Tuhan yang menciptakannya.